Mencari Kebahagiaan

Sebelum saya menikah, hingga akhirnya memutuskan untuk melangkah ke kehidupan baru. Pertanyaan yang sering muncul pada diri saya.. “bahagiakah saya? “ Ya, tentu saja. Saya tak akan pernah mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu apabila saya tak menemukan kebahagiaan di sana. Apakah menikah mengurangi kebahagiaan masa lajang saya?
Kondisi lajang tidak mengurangi rasa bahagia saya, pun ketika menikah rasa itu tetap ada. Jadi apakah bahagia itu terutama bagi perempuan?
Saya pun belajar bahwa bahagia adalah suatu kondisi ikhlas dalam hati apapun situasinya. Ikhlas di sini adalah rasa menerima terhadap takdir Allah baik ataupun buruk. Baik dan buruk itu hanya definisi manusia, Allah saja Yang Maha tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Kondisi lajang dan menikah itu bila diterima dengan sabar dan syukur akan menjadi sumber kebahagiaan yang penuh dalam diri.
Ketika masih lajang atau sendiri, saya tak pernah merasa sendirian. Apalagi setelah menikah, pasangan hidup membuat dunia saya makin berwarna. Lajang dan menikah, masing-masing mempunyai kontribusi untuk memberi makna bahagia dalam hidup saya. Setiap detik usia baik ketika masih lajang dulu atau sudah menikah saat ini, tak pernah mengurangi rasa syukur saya atas rasa bahagia ini. Sedangkan kesabaran, itu adalah dua sisi mata uang bersanding dengan kesyukuran.
Bila dulu saya bersabar (dan tetap bisa bersyukur) dengan kondisi lajang saya, saat ini saya pun dalam kondisi yang sama. Saya pun bersyukur (dan terus mempertebal kesabaran itu) atas anugrah-Nya berupa seorang partner berjuang meniti ridha-Nya. 
READMORE - Mencari Kebahagiaan

labels wedding rings collection gold pure freeweding art wallpapers free wallpapers car body design